Narsis berasal dari nama seorang dewa pada mitologi Yunani yaitu Narcissus.
Ia dikenal sebagai seorang pria yang rupawan namun angkuh. Narcissus anak dari dewa sungai Cephissus dan ibunya seorang Nimfe (peri/bidadari) bernama Liriope. Karena keangkuhannya itu, Narcissus dikutuk oleh Dewi Nemesis untuk jatuh cinta dengan bayangannya sendiri.
Ketika Narcissus masih kecil, seorang peramal yang bernama Tiresias yang mengatakan kepada kedua orang tuanya bahwa anaknya akan bisa berumur panjang atau sampai usia senja jika ia tidak melihat wajahnya sendiri.
Ketampanan Narcissus membuat semua perempuan yang melihatnya langsung jatuh hati. Bahkan hampir semua perempuan di kotanya berharap mendapatkan cinta Narcissus, namun tidak satu pun perempuan yang menarik perhatian Narcissus, semuanya di tolak mentah-mentah.
Salah satu perempuan yang jatuh hati dengan Narcissus adalah Dewi Echo. Pada mulanya Dewi Echo hanya mencintai diam-diam dan tidak mau menampakan dirinya pada Narcissus. Dewi Echo sendiri tidak dapat berbicara dengan lancar, ia hanya bisa mengulang kata terakhir yang didengar dari lawan bicaranya.
Namun, karena begitu kuat perasaannya, ia tak sanggup menahan diri untuk muncul di hadapan Narcissus. Ternyata, nasib yang sama juga dialami oleh Dewi Echo, cintanya pun tak berbalas, Narcissus menolaknya.
Maka, sedihlah hati Dewi Echo lalu ia menangis dan menyendiri dalam kesedihannya itu. Akhirnya, ia bersembunyi di sebuah gua di pegunungan, lambat laun tubuhnya menyusut dan menghilang, dan jika ia mendengar sesuatu, ia akan mengulang kata terakhirnya. Inilah yang di sebut Echo atau Gema Suara.
Sekarang sering kita dengar suaranya di hutan, tebing dan di gua-gua. Kesedihan dan tangisan Dewi Echo di dengar oleh Dewi Nemesis, lalu sang dewi menjatuhkan kutukan pada Narcissus bahwa ia akan jatuh hati pada bayangannya sendiri.
Suatu hari terjadilah kutukan yang dikatakan Dewi Nemesis; ketika sedang berjalan-jalan di hutan, Narcissus merasa haus dan ia mencari sebuah telaga atau danau, lalu Narcissus mengambil air di danau itu untuk minum. Namun belum sempat mengambil air, ia terkejut ketika melihat bayangan yang ada di permukaan danau tersebut, ia melihat bayangan sesosok wajah yang sangat tampan.
Karena begitu kagum, akhirnya Narcissus jatuh hati dengan bayangannya sendiri, ia terus memandangi bayangannya, bahkan sampai lupa waktu, tidak makan dan minum. Ujungnya, ia pun meninggal di tepi sungai sambil melihat bayangan wajahnya sendiri.
Setelah kematian Narcissus di pinggiran telaga atau danau tumbuh bunga-bunga yang sangat harum, kemudian bunga tersebut diberi nama bunga narsis atau bunga narsissus.